Press Release / 14 Jul 2014
PRESS RELEASE
ALIRAN DANA KUMULATIF SMF KE PENYALUR KPR SAMPAI DENGAN
SEMESTER I 2014 MENINGKAT 37% DIBANDING POSISI TAHUN LALU
Jakarta, 3 Juli 2014. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) / ‘SMF” kembali berhasil mencatatkan peningkatan kinerja. Selama semester I tahun 2014, Perseroan telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp1,25 triliun, sehingga secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal kesektor pembiayaan perumahan dari tahun 2006 sampai dengan 30 Juni 2014 mencapai sebesar Rp13,27 triliun untuk 327.616 debitur KPR, meningkat 36,82% dari posisi 30 Juni 2013 sebesar Rp9,7 triliun.
SMF sebagai lembaga keuangan khusus di bidang pembiayaan sekunder perumahan, mengemban misi membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan (secondary mortgage market). Misi SMF diwujudkan dengan cara mengalirkan dana jangka menengah panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan memfasilitasi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.“Indikator kinerja utama (IKU) SMF diukur dengan jumlah dana yang telah dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan, sehingga misi/tujuan pendirian SMF dapat tercapai”, tegas Raharjo Adisusanto Direktur Utama SMF, di sela-sela penyampaian laporan kinerja tengah tahun 2014.
SMF mencatatkan pendapatan semester I tahun 2014 sebesar Rp318,8 miliar naik 20,88 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp263,8 miliar. Pencapaian ini terhitung cukup baik, mengingat kondisi pasar di tahun 2014 yang belum bergairah masih terimbas dari kondisi pasar yang volatile sejak pertengahan tahun 2013 lalu.
Menurut Raharjo, selama tahun 2014, minat Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memperoleh pendanaan dari SMF sudah meningkat. Hal ini terbukti sampai dengan Juni 2014, SMF telah menyalurkan pembiayaan kepada BPD Kalsel, Bank Nagari, BPD NTB, Bank DKI & BJB Syariah. Dalam penyaluran pinjamannya, SMF menerapkan asas kehati-hatian sehingga diperoleh tingkat resiko kredit yang rendah, yaitu hingga saat ini tidak ada NPL, demikian tegas Raharjo kembali.
Pertumbuhan penyaluran pinjaman sebesar 36,44% meningkat dari Rp5,12 triliun per 30 Juni 2013 menjadi sebesar Rp6,98 triliun per 30 Juni 2014, juga diiringi dengan peningkatan penerbitan surat utang Perseroan sebagai sumber pendanaan sebesar 29,52% yang meningkat dari Rp3,93 triliun posisi 30 Juni 2013 menjadi Rp.5,09 triliun per 30 Juni 2014. Mekanisme pembiayaan SMF dilakukan dengan menggunakan ekuitas terlebih dahulu sebagai bridging penyaluran pinjaman, untuk selanjutnya digantikan dengan penerbitan surat utang pada saat yang tepat. Adapun untuk sekuritisasi, SMF saat ini sedang memproses transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR BTN dengan nilai sampai dengan maksimal Rp.2 triliun.
Untuk tahun 2014, SMF berupaya meningkatkan penyaluran pinjaman pada perbankan syariah dan bank daerah selain perbankan konvensional melalui pendanaan dari pasar modal.Selain itu, SMF juga sedang melakukan pembicaraan dengan 2 (dua) bank besar untuk melakukan persiapan transaksi sekuritisasi, SMF juga berupaya meningkatkan edukasi kepada perbankan untuk melakukan sekuritisasi agar perbankan dapat mengurangi risiko likuiditas dan perubahan tingkat suku bunga atas KPR akibat adanya maturity mismatch. Melalui sekuritisasi, debitur KPR akan memperoleh pembiayaan dengan pendanaan jangka panjang dari pasar modal sehingga maturity mismatch tersebut dapat diminimalisir.
Kegiatan yang dilakukan SMF tersebut diharapkan secara bertahap mampu menciptakan mekanisme pasar yang dapat menurunkan tingkat suku bunga KPR sehingga memungkinkan kepemilikan rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia.