Bunga Kredit Rumah Tetap

Press Release / 08 Feb 2011

BTN dan BRI Tidak Akan Menaikkan

(Kompas, Senin-7 Februari 2011)

JAKARTA, KOMPAS-Kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25 basis poin menjadi 6,75 persen tidak akan meningkatkan suku bunga kredit rumah untuk masyarakat menengah bawah bersubsidi. Pemerintah menjamin bunga kredit dalam fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan tetap 8,15-9,95 persen selama 15 tahun.

Menteri Negara Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengemukakan hal itu di Jakarta Sabtu (5/2). Fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) digulirkan untuk masyarakat menengah bawah dengan gaji pokok maksimal Rp 4,5 juta per bulan. Suku bunga kredit rumah untuk masyarakat bersubsidi tidak akan lebih dari dua digit, ujar Suharso. FLPP berlaku sejak Oktober 2010 berupa suku bunga tetap (fixed rate) di kisran 8,15-9,95 persen untuk masyarakat menengah bawah. Dana FLPP saat ini dihimpun dari gabungan dana pemerintah dan perbankan. Evaluasi FLPP dilakukan setiap tiga bulan.

BTN dan BRI belum naik

Direktur Utama Bank Tabungan Negara Iqbal Latanro di sela-sela BTN Property Expo di Jakarta, Sabtu (5/2) mengatakan, BTN yang fokus dalam penyaluran kredit perumahan sejauh ini belum berencana melakukan koreksi terhadap suku bunga kredit rumah. Dampak kenaikan BI Rate sebesar 0,25 persen masih akan dievaluasi.

Iqbal mengemukakan, pihaknya masih akan melakukan monitor dan evaluasi dampak kenaikan BI Rate terhadap struktur dana (cost of fund). Kenaikan suku bunga acuan 0,25 basis poin menjadi 6,75 persen dinilai belum perlu disikapi dengan kenaikan suku bunga kredit. Kami tidak serta-merta menaikkan suku bunga kredit perumahan. Oleh karena itu, tidak perlu gugup dan reaktif menyikapi kenaikan suku bunga acuan, ujarnya.

Tahun 2010, BTN menurunkan tingkat suku bunga kredit sebanyak 7 kali atau sekitar 3,5 persen. Adapun 97 persen porsi penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) oleh BTN adalah untuk rumah bersubsidi bagi masyarakat menengah bawah. Tahun 2011, BTN menargetkan penyaluran FLPP untuk masyarakat bersubsidi mencapai 120.000 unit.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Muhamad Ali optimis permintaan KPR akan semakin tinggi. Bahkan, pada tahun 2011 ini BRI menargetkan pertumbuhan KPR sebesar 40 persen dibandingkan tahun 2010. Ali menyampaikan, outstanding KPR BRI mencapai Rp 7,5 triliun per September 2010. Kami terus melakukan inovasi produk, katanya. BRI menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga pinjaman. BRI termasuk pemain baru dalam KPR. Bunga KPR Ekstra BRI terdiri dari dua pilihan. Pertama, suku bunga tetap selama dua tahun sebesar 8,8 persen. Kedua, suku bunga tetap selama tiga tahun sebesar 9.75 persen dan CAP 11 persen pada tahun ke-4 dan ke-5. Untuk KPR flat, saat ini BRI mengenakan suku bunga mulai 5 persen selama jangka waktu kredit. (LKT/IDR/OIN)