
Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF merealisasikan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan Semanggi, Kelurahan Mojo, Surakarta yang diresmikan pada Jum’at (18/11). Pembangunan rumah layak huni ini juga melibatkan Pemerintah Kota Surakata dan Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) Dinas Cipta Karya, Kementerian PUPR.
Salah satu warga penerima manfaat yaitu Suranto mengaku terharu dan mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan rumah tersebut. Ia beserta istri dan empat orang anaknya kini bisa tinggal di hunian yang lebih layak dibanding sebelumnya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada SMF, Kementerian Keuangan, Kementrian PUPR, Kotaku dan Pemerintah Surakarta," kata Suranto dalam keterangan resmi, Jumat (18/11). Lelaki 52 tahun ini juga bersyukur akhirnya bisa mempunyai rumah yang lebih layak. "Kalau mau beli kan nggak bisa, kami tidak mampu,” ungkap Suratno. Suranto sudah lama memimpikan rumah sendiri yang layak, dimana sebelumnya ia sudah tinggal selama lebih dari 20 tahun di pemukiman kumuh samping Sungai Pemulung Bengawan Solo.
Sebelumnya ia sempat tinggal di rumah kontakan yang lokasinya tidak jauh dari sungai, namun kondisi ekonomi keluarga yang serba berkekurangan membuat ia tidak bisa membayar uang sewa rumah yang semakin melambung. Upah harian Suratno berkeja yang berkeja harian sebesar Rp 70 ribu masih belum cukup untuk menutupi kebutuhan keluarganya, terlebih anak pertamanya kini ada di bangku kelas 3 Sekolah Menangah Atas (SMA). Ia mengaku banyak pinjam sana-sini, gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Adanya rumah baru ini memunculkan harapan baru baginya untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. “Saya merasa optimis sekarang, ekonomi saya akan berkembang dan bisa mengangkat taraf hidup keluarga saya. Selain bekerja, saya rencana mau jualan wedangan, kan modalnya kecil, jadi saya masih bisa,” ucapnya.
Pembangunan rumah ini diawali dengan penandatanganan kerja sama pada 17 Desember 2021 antara SMF, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Kota Surakarta yang dikoordinir oleh kementerian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Hal ini kemudian ditindak lanjuti dengan proses pembangunan yang intensif sejak 25 Januari 2022, dengan menerapkan standar rumah layak huni yang merujuk pada standar Sustainability Development Goals (SDGs). Melalui program ini, SMF mengalirkan bantuan dana hibah sebesar Rp 3,2 miliar dengan menggunakan anggaran Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Surakarta menjadi kota ke-13 yang diresmikan, dari total 16 lokasi yang sudah terealisasi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga NTT. Sejak tahun 2019 hingga saat ini, perseroan telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sebanyak 370 rumah di 16 lokasi dengan serapan anggaran mencapai Rp 27,64 miliar.