Press Release / 22 Nov 2016
Gelar Economy Outlook 2017, SMF Ajak Investor Lebih Aktif Berinvestasi
Demi Pengembangan PPSP
Jakarta 22 November 2016 – Bertempat di Finansial Hall Club, Jakarta, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, menggelar kegiatan Investor Gathering 2016, dan Economy Outlook 2017, bertema “Economic Outlook 2017 & Investasi EBA Di Era Tax Amnesty, “ pada Selasa (22/11).
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan diantaranya seperti regulator, investor, hingga akademisi. Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida, Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, Sonny Loho,Direktur Jenderal Pembiayaan Kementerian PUPR, Maurin Sitorus, serta para perwakilan dari Investor, Lembaga Keuangan Perbankan, Dana Pensiun, Perusahaan Penjaminan, Asuransi, dan Lembaga Penunjang dan Profesi Pasar Modal.
Kegiatan tahunan SMF ini diisi dengan paparan Economic Outlook, kali ini berbentuk diskusi panel, yang disajikan oleh para praktisi diantaranya seperti Kepala Ekonom BTN, Winang Budoyo, Direktur Pengelolaan Investasi OJK, Sujanto, Deputi Kuisioner Pengawas IKNB II OJK, Dumoly F. Pardede, dan Direktur Utama Mandiri Healthcare, Gatut Subadio. Berlaku sebagai moderator yaitu Direktur SMF, Heliantopo.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa kegiatan Economic Outlook 2017 ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kondisi ekonomi makro di tahun 2017, memaparkan potensi investasi pada instrument Efek Beragun Aset (EBA) di era tax amnesty, memaparkan EBA-SP sebagai alternatif pembiayaan perumahan, dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan program aksi yang lebih nyata.
“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para investor mengenai rencana /outlook di tahun 2017 dan aktivitas pembiayaan sekunder perumahan khususnya di Indonesia serta pencapaian PT SMF selama tahun 2016,” ungkap Ananta Wiyogo.
Sejatinya SMF sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di bawah Kementerian Keuangan, mengemban tugas dari Pemerintah sebagai special mission vehicle untuk membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan melalui sekuritisasi dan pembiayaan. Melalui kegiatan tersebut sejak awal berdirinya, SMF telah mengalirkan dana jangka menengah / panjang dari pasar modal ke sektor pembiayaan primer perumahan sampai dengan Oktober 2016 kumulatif mencapai Rp26,45 triliun. Sedangkan, untuk pendanaan Program Pembiayaan SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp15,042triliun. Selain sekuritisasi dan penerbitan surat utang SMF juga melakukan penyaluran pinjaman hingga saat ini sebesar Rp19,29 triliun dengan NPL 0%.
“Sejak tahun tahun 2009, sampai dengan saat ini kami telah melakukan 10 kali transaksi sekuritisasi dimana sekuritisasi tersebut 9 kali dilakukan bekerjasama dengan Bank BTN dan 1 kali bersama Bank Mandiri. Semua EBA KPR yang kami terbitkan mendapatkan rating idAAA dari Pefindo, perlu diketahui bahwa rating tersebut mencerminkan kemampuan dan kemauan untuk membayar kewajiban tepat waktu sangat kuat,” jelas Ananta Wiyogo.
Ananta menuturkan bahwa keberhasilan SMF tersebut tidak terlepas dari dukungan Bapak dan Ibu investor, para Lembaga Penunjang dan Profesi Pasar Modal, SRO dan Regulator OJK. Pada kesempatan tersebut beliau mengajak para investor untuk semakin semakin confidence untuk berinvestasi pada efek yang diterbitkan oleh PT SMF, baik berbentuk EBA SP maupun surat utang (obligasi & MTN), mengingat PT SMF merupakan BUMN yang dimiliki 100% oleh pemerintah, yang bergerak dalam pembiayaan sekunder perumahan.