KIK EBA KPR- BTN Tahap II Didaftarkan Di Bursa Hari Ini

Press Release / 11 Nov 2009

Siaran Pers

PEMBIAYAAN PERUMAHAN DI INDONESIA BERPOTENSI MENINGKAT

Jakarta, 11 November 2009 – Dengan telah keluarnya pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada tanggal 30 Oktober 2009, maka pada hari ini Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Danareksa SMF II – KPR BTN mencatatkan efek beragun aset DSMF02 di Bursa Efek Indonesia dan Kustodian Sentral Efek Indonesia, sehingga dapat diperdagangkan diantara investor melalui mekanisme transaksi yang disediakan bursa efek.

DSMF02 kelas A dalam bentuk surat utang teramortisasi sebesar Rp360 milyar telah mendapatkan indikasi peringkat kredit tertinggi (idAAA) dari PT Pemeringkatan Efek Indonesia. DSMF02 memberikan tingkat bunga kupon sebesar 11% yang dibayarkan secara 3 bulanan bersamaan dengan amortisasi pokok utang.

KIK ini merupakan lanjutan dari transaksi tahap pertama senilai Rp111 milyar pada Februari 2009 lalu. KIK akan dikelola oleh PT Danareksa Investment Management sebagai manajer investasi dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank kustodian. Untuk KIK tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) adalah kreditur awal dan tetap sebagai penyedia jasa.
Transaksi ini dilaksanakan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sebagai koordinator global dan pendukung kredit yang sesuai misinya melakukan fasilitasi penyaluran dana dari pasar modal ke sektor perumahan. PT Standard Chartered Securities Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Kantor hukum K Santoso & partner bertindak sebagai konsultan hukum. Kantor akuntan publik Eddy Prakasa Permana bertindak sebagai auditor. Deloitte Tax Solution bertindak sebagai konsultan pajak. Untuk mendukung penerbitan ini, bertindak sebagai penjamin emisi yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas.

Efek kelas B akan diterbitkan sebesar Rp31 milyar yang tidak akan diperingkat dan tidak akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Efek ini akan dibeli oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero), sekaligus sebagai pendukung kredit dengan cara subordinasi atas efek kelas A.
“Penerbitan DSMF02 mendapat minat lebih besar dari investor dibandingkan pada penerbitan tahap 1 sebelumnya. Investor banyak berharap tingkat imbal hasil yang tinggi untuk jenis surat utang baru ini. Seperti kita ketahui tingkat bunga kupon DSMF01 adalah 13%. Untuk efek dengan peringkat tertinggi AAA, tingkat bunga referensi SUN 5 tahun ditambah risk premium 100 – 175 bps termasuk tinggi. Inilah yang menjadi dasar penetapan tingkat bunga kupon efek utang ini sebesar 11%,” demikian Agus Wicaksono Direktur PT Standard Chartered Securities Indonesia menyampaikan.

“Sejak paparan publik pada awal bulan September yang lalu, memang masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan kekurangtahuan dari beberapa investor mengenai surat utang ini. Hal ini merupakan tugas kami untuk terus mensosialisasikannya agar menjadi lebih dikenali di kalangan investor. Bagi perbankan, penerbitan efek jenis ini akan memberikan optimalisasi atas CAR tanpa harus melakukan penyetoran modal tambahan juga mengurangi risiko karena adanya gap yang besar antara aset dan liability-nya. Dengan tumbuh dan berkembangnya efek seperti ini, maka sektor perbankan dan sektor riil perumahan diharapkan akan tumbuh bersama dengan lebih sehat,” kata Erica Soeroto, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Sementara itu, John D Item, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management menyampaikan “Kami sebagai manajer investasi bersama bank kustodian yang akan mengelola DSMF02 telah banyak belajar dari pengelolaan DSMF01. Kinerja yang baik dari DSMF01 merupakan gambaran dari struktur transaksi yang telah dirancang secara optimum. Hal ini tentunya akan memberikan penggambaran yang baik bagi investor atas investasi yang telah dilakukannya di dalam surat utang jenis ini.”
“Berdasarkan pengalaman kami sebagai bank kustodian DSMF01, dapat dikatakan bahwa aset KPR Bank BTN pada DSMF01 memiliki tingkat repayment ratio yang tinggi dan kualitas kredit yang baik. Diharapkan hal yang sama akan terjadi pada DSMF02, mengingat adanya kesamaan kriteria seleksi yang diterapkan”, demikian diungkapkan oleh Dede Suherman, Kepala Divisi Treasury PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai kreditur asal telah berkomitmen untuk terus menghasilkan portofolio KPR yang sehat sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi calon investor yang berinvestasi, seperti disampaikan oleh Iqbal Latanro Direktur Utama. “Bagi BTN, melakukan penerbitan efek jenis ini membantu mengurangi mismatch antara pendanaan dengan penyaluran pinjaman kredit dan sekaligus melakukan optimalisasi CAR. Iqbal menambahkan bahwa seluruh kegiatan ini merupakan bukti nyata Bank BTN dalam mendukung terbentuknya Pasar Sekunder Perumahan di Indonesia.

“Disamping memberikan kepastian kepada para Investor dalam pengembalian hasil dan pokok investasinya, Bank BTN akan terus melakukan perbaikan, baik sebagai penyedia jasa (servicer) ataupun sebagai originator dalam kegiatan sekuritisasi KPR ini. Mudah-mudahan sekuritisasi KPR BTN II ini menjadi mediasi agar dapat ditingkatkannya kualitas pemberian pembiayaan perumahan di Indonesia, sehingga kedepan sekuritisasi dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar, tambah Iqbal Latanro.