Kinerja SMF Naik Signifikan

Press Release / 06 Feb 2013

Hingga akhir Desember 2012, kinerja PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal itu terlihat dari catatan penyaluran pembiayaan yang mencapai angka sebesar Rp3,25 triliun atau naik 66 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,95 triliun.

Demikian disampaikan Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto, dalam konferensi pers kinerja 2012 dan target 2013, di Jakarta, Rabu (6/2/2013). Diakui Raharjo Secara kumulatif, total dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan mencapai Rp8,51 triliun untuk 232.322 debitur KPR. “Sedangkan secara kumulatif, total outstanding pembiayaan yang disalurkan perseroan telah mencapai Rp8,5 triliun atau naik 61 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,25 triliun,” ujar Raharjo.

Di tahun 2012 yang lalu, tambah Raharjo penyaluran pembiayaan melalui sekuritisasi sebesar Rp1 triliun atau naik 42 persen jika dibanding periode yang sama 2011 sebesar Rp703 miliar. Sementara penyaluran pinjaman sebesar Rp2,25 triliun atau naik 80 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,25 triliun.

Penyaluran pinjaman sebesar Rp2,25 triliun tersebut disalurkan kepada bank umum sebesar Rp1,5 triliun, bank syariah sebesar Rp750 miliar, dan multifinance sebesar Rp2 miliar. Pinjaman tersebut disalurkan kepada enam bank dan tiga multifinance. Di tahun 2013 ini, perseroan berharap jumlah bank mitra akan bertambah. “Pasalnya BPD sudah beberapa membiayai KPR sehingga jelas butuh dana jangka menengah dan panjang,” tambah Raharjo.

Diakui Raharjo belum lama ini perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa bank pembangunan daerah seperti Bank NTB, Bank Sumsel, Bank Riau dan dalam waktu dekat akan bekerjasama dengan Bank Jateng.

Disinggung tentang tantangan bekerjasama dengan BPD, Raharjo menjelaskan bahwa tantangan bekerjasama dengan bank adalah keeengganan bank untuk melepas tagihan KPR mereka karena akan keluar dari buku bank dan mengurangi portofolio kredit perbankan.

Sumber : Infomoneter.com