Lebih Dari Sekedar Kinerja dan Satu Wujud Kerja Karyawan

Press Release / 14 Jan 2013












Kerja keras dan kekompakan manajemen PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF ternyata tidak sia-sia. Di akhir tahun 2012, perusahaan ini meraih penghargaan dari Harlan Seputar Indonesia (SiNDO) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendukung dan mengembangkan pembiayaan perumahan rakyat yang berkesinambungan. Penghargaan yang diterima merupakan bagian dari ajang tahunan People of The Year (POTY) 2012 untuk kategori khusus.

TIDAK DAPAT DIPUNGKIRI, kinerja SMF di bawah kepemimpinan Raharjo Adisusanto, Direktur Utama PT.SMF memang tergolong kinclong. Perseroan pertama kali menyalurkan pinjaman pada 2006 dengan nilai sekitar Rp 100 miliar dan setiap tahun terus meningkat. “Tahun 2011 nilainya Rp 1,25 triliun, dan ditargetkan meningkat menjadi Rp2 triliun pada tahun 2012. Namun, Desember 2012 ini posisinya sudah lewat target, yaitu senilai Rp2,050 triliun dan sampai Desember akhir 2012 bisa mencapai Rp2,25 triliun,” ucap Raharjo.

Ditambahkannya, hingga kini lembaga penyalur KPR yang menerima aliran dana dari SMF didominasi perbankan 99%, sisanya perusahaan multifinance. “Totalnya sudah sembilan institusi yang bermitra dengan kami. Perkembangan penyaluran dana pada perbankan syariah juga sangat signifikan,” ujar Raharjo.

Kemudian empat tahun setelah berdiri, tepatnya pada 2009, SMF mulai melakukan transaksi sekuritisasi atas tagihan KPR. Hingga akhir 2012 sudah lima kali perseroan melakukan sekuritisasi atas tagihan KPR dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Nilainya pun terus meninakat setiap tahun dari Ro500 miliar pada 2009 menjadi Rp1 triliun pada Desember 2012. “Untuk sekuritisasi ini, kami baru bermitra dengan PT Bank Tabungan Negara Thk (BTN) saja. Namun, tahun 2013 ini diharapkan ada satu bank besar lagi yang mau melakukan sekuritisasi KPR-nya,” jelas Raharjo.

Dia menambahkan, pada tahun 2012 selain penyaluran pinjaman dan sekuritisasi yang menunjukkan peningkatan di atas 50% dari tahun lalu, laba perseroan juga ditargetkan naik di atas 50% dari Rp80 miliar pada 2011 menjadi Rp 126 miliar lebih. Sementara total aset ditargetkan mencapai Rp6,1 triliun dari tahun 2011 sebesar Rp4,2 triliun. “Untuk tahun 2012 BUMN ini berhasil mencapai semua target dan memiliki kinerja yang baik. Ini adalah prestasi kami dalam mengemban misi pemerintah untuk mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor perumahan.

Hingga akhir Desember dana yang sudah dialirkan kumulatifnya mencapai sekitar Rp8,5 triliun. Sementara manfaat sumber pendanaan dari SMF adalah mengurangi masalah mismatch funding yang dialami perbankan dalam pembiayaan bertenor panjang, seperti halnya KPR, terang Raharjo Masih menurut Raharjo, selama ini perbankan, misalnya, banyak yang masih menggunakan dana pihak ketiga yang berjangka pendek untuk membiayai KPR-nya. Padahal, terdapat berbagai risiko jika dana-dana jangka pendek tersebut dilepas untuk pembiayaan jangka panjang, yaitu risiko likuiditas dan perubahan tingkat suku bunga. Hal ini menjadi salah satu penyebab bank-bank menerapkan suku bunga mengambang. Karena itu, menurut Dirut SMF, ketersediaan Dana-dana jangka menengah/panjang yang fixed rate sangat diperlukan. Contohnya pendanaan SMF memiliki suku bunga tetap (fixed rate) untuk jangka waktu 5 atau 7 tahun. “Suku bunganya tetap karena sumber Jana kami berasal dari penerbitan obligasi dari pasar modal yang berjangka panjang dan fixed rate hingga jatuh tempo,” sebutnya.

Ditambahkan Raharjo, PT SMF mendukung Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengemban tugas menciptakan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Terkait tingkat suku bunga yang saat ini terbilang agak mahal, ke depan diharapkan akan lebih terjangkau masyarakat, di antaranya dengan mengoptimalkan sekuritisasi aset.

“Kalau sering melakukan sekuritisasi, maka perputaran aliran Jana dari pasar modal ke KPR semakin cepat dan meningkat. Kalau sudah meningkat, diharapkan untuk bisa mendorong persaingan melalui mekanisme pasar sehingga pasar bisa menjadi efisien dan tingkat suku bunga secara bertahap akan turun; serunya.

“Terima kasih SINDO yang mengikuti dan mengamati perkembangan PT SMF. Penghargaan ini menyempurnakan pencapaian kami pada tahun 2012 dan semua ini merupakan hasil kerja keras. Kebersamaan para karyawan dalam tim kerja berbuah pada tercapainya seluruh target perseroan tahun ini,”ucapnya.

“Penghargaan SINDO inijuga bermakna, kami harus selalu menjaga prestasi, lebih dan sekedar kinerja menjawab tantangan dan peluang bisnis. Apalagi kami merupakan BUMN yang mengemban misi khusus mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan dan visi mulia, yaitu merumahi masyarakat Indonesia” tambahnya.

Pemimpin Redaksi Sindo Weekly juga Harlan SINDO Sururi Alfaruq mengatakan, sejak didirikan pada 2005, harian SINDO berkomitmen memberikan penghargaan kepada tokoh atau berbagai pihak yang punya pemikiran inovatif, kreatif, dan sumbangsih untuk bangsa.

Ini juga sejalan komitmen SINDO dalam menumbuhkan gerakan positif untuk kemajuan bangsa. Jika awalnya POTY hanya ditujukan bagi para tokoh secara personal, dalam perkembangannya banyak hal yang semestinya mendapat apresiasi. “Maka, Penghargaan POTY 2012 ini kami menambah kategori, yaitu perusahaan yang concern terhadap pembangunan bangsa”ujarnya. Menurut Sururi, pilihan juri POTY 2012 yang salah satunya jatuh kepada PT SMF sangatlah tepat mengingat kiprah serta peran BUMN ini dalam menyokong ketersediaan pembiayaan perumahan melalui lembaga penyalur KPR. “Hendaknya penghargaan ini memicu semangat kerja bagi PT SMF untuk memberikan kontribusi lebih besar kepada bangsa sehingga masalah perumahan bisa diatasi dengan baik,” serunya. ■

Sumber : Majalah Sindo