Press Release / 27 Jan 2017
Peningkatan Aliran Dana di Tahun 2016,
SMF akan Perluas Segmentasi Penyaluran Pinjaman di Tahun 2017
Jakarta 27 Januari 2017 – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, kembali mencatatkan peningkatan kinerja selama tahun 2016, terutama dalam menjalankan misinya mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp7,14 triliun. Secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2016, mencapai Rp27,39 triliun meningkat 35,26% dari tahun sebelumnya yaitu Rp20,25 triliun.
Selain peningkatan kinerja di tahun 2016, SMF juga berhasil meluncurkan dan mensosialisakan SOP KPR BPD SMF yang bertujuan untuk mendorong terciptanya standar produk KPR BPD yang affordable, suitable dan applicable, serta meningkatkan kapasitas penyaluran KPR BPD. SOP tersebut juga bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat seluruh Indonesia akan kepemilikkan rumah yang layak dan terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia.
SMF sebagai lembaga keuangan khusus di bidang pembiayaan sekunder perumahan, mengemban misi membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan. Misi SMF dapat terwujud dengan cara mengalirkan dana jangka menengah panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.
“Indikator Kinerja Utama (IKU) SMF diukur dari jumlah dana yang telah tersalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan,” kata Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam “Konferensi Pers Kinerja Tahun 2016, dan Rencana 2017 SMF,” yang digelar di Graha SMF, Jakarta.
Ananta memaparkan bahwa peningkatan kinerja SMF tahun 2016, berdasarkan data laporan keuangan unaudited periode 31 Desember 2016 dicapai melalui kegiatan sekuritisasi sebesar Rp1,5 triliun, dan penyaluran pinjaman sebesar Rp5,64 triliun . Total aset SMF di tahun 2016 adalah sebesar Rp13,12 triliun, naik 30% dari tahun sebelumnya sebesar Rp10,06 triliun. Posisi penyaluran pinjaman menjadi Rp8,32 triliun triliun, naik 6.12% dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,84 triliun. Adapun laba bersih di tahun 2016, mencapai Rp318,04 miliar, naik 28% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp247,76 miliar.
Sejak tahun 2009, sampai dengan 2016 SMF telah memfasilitasi 10 kali transaksi sekuritisasi dimana 9 kali dilakukan bekerjasama dengan Bank BTN dan 1 kali bersama Bank Mandiri. Selain itu SMF juga telah bekerjasama dengan 17 Bank Pembangunan Daerah di seluruh wilayah di Indonesia,dimana 5 diantaranya masih dalam tahap MoU. SMF juga telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan 6 Bank Umum Syari’ah (BUS) / Unit Usaha Syari’ah (UUS), dan 4 Perusahaan Pembiayaan, dimana satu Perusahaan pembiayaan masih dalam tahap MoU.
Pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan. Selama tahun 2016, SMF telah menerbitkan surat utang sebesar Rp2,751 triliun melalui penerbitan obligasi PUB III tahap IV, sebesar Rp630 miliar, PUB III tahap V, Rp945 miliar dan PUB III tahap VI, Rp1.176 miliar . Sampai dengan akhir tahun 2016, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp6,53 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan un audited periode 31 Desember 2016 .
Terkait rencana kerja di tahun 2017, Ananta menuturkan bahwa SMF akan fokus dalam memperluas target penyaluran pinjaman, yaitu kepada BPD di seluruh Indonesia, dan perusahaan pembiayaan. Ananta berharap dengan semakin banyaknya aliran dana pasar modal yang digunakan untuk penyaluran KPR serta penerapan KPR yang terstandar, diharapkan dapat terbentuk portofolio KPR yang siap untuk disekuritisasi.
Sesuai rencana yang telah disampaikan tahun sebelumnya, di tahun 2017, SMF juga akan mulai melaksanakan pilot project pengembangan KPR SMF dengan menggandeng beberapa perusahaan multifinance. Terkait hal tersebut, Ananta menjelaskan bahwa KPR SMF merupakan produk yang ditujukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap kredit kepemilikan rumah yang disalurkan melalui multifinance yang bekerjasama dengan SMF. KPR SMF menawarkan produk KPR yang memiliki suku bunga tetap untuk jangka waktu tertentu sehingga nilai kewajiban angsuran debitur lebih stabil.
“KPR SMF merupakan bentuk implementasi dari pelaksanaan misi SMF sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan, yang mengemban tugas dari Pemerintah sebagai special mission vehicle untuk membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan,” tutur Ananta.
Diharapkan hadirnya KPR SMF dapat memenuhi kebutuhan pasar pembiayaan primer perumahan akan produk KPR yang dapat memberikan kepastian angsuran bagi debiturnya. Selain itu dapat menambah jenis penyalur KPR untuk meningkatkan efisiensi pasar primer multifinance kepada masyarakat, dan mempersiapkan portofolio KPR multifinance yang di kemudian hari dapat disekuritisasi .
“Kami berharap SMF akan dapat semakin berperan dalam menciptakan produk KPR yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan seluruh segmen masyarakat,” ungkap Ananta.