Press Release / 06 Feb 2013
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Keuangan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Sutomo megatakan perseroan akan menerbitkan obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) II tahap 2 sebesar Rp 2,33 triliun pada Maret 2013. “Besok kick-off, untuk prosesnya sesuai kecepatan administrasi. Biasanya lebih cepat untuk tahap II, mungkin sekitar akhir Februari atau awal Maret tahun ini,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja 2012 dan target 2013 di Graha SMF, Jakarta, Rabu 6 Februari 2013.
Menurut Sutomo, mengatakan nilai penerbitan oblogasi itu dari plafon sebesar Rp 5 triliun. Adapun sisa plafon sebesar Rp 1,9 triliun akan diluncurkan pada tahun depan. Dia menolak menjelaskan kisaran nilai kupon yang akan ditawarkan karena masih menunggu hasil perhitungan tingkat suku bunga. Ia juga menolak menyebutkan perusahaan underwriter.
Sebelumnya, pada 2012, perseroan telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 2,58 triliun dengan rincian obligasi PUB II tahap 1 senilai Rp 750 miliar, PUB I tahap 2 sebesar Rp 1,250 triliun serta penerbitan medium term notes sebesar Rp 580 miliar. Sampai dengan akhir tahun lalu, posisi (outstanding) surat utang perseroan mencapai Rp 3,47 triliun sedangkan posisi (outstanding) penyaluran pinjaman mencapai Rp 4,77 triliun.
Direktur utama Sarana Multigriya Raharjo Adisusanto mengaku optimis perseroan akan dapat mencapai target total aliran dana sebesar Rp 3,5 triliun pada tahun ini mengingat masih besarnya potensi pembiayaan perumahan di Indonesia. Ia mengungkapkan, backlog mencapai 13,6 juta dan kebutuhan rumah yang mencapai 800 ribu unit per tahun sementara produksi rumah hanya 400 ribu unit per tahun.
“Rasio KPR terhadap PDB kita masih 2,64% jauh lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 31% atau Thailand yang mencapai 24,9%. BTN masih menjadi mayoritas yang kami biayai. Karena bank masih lebih suka menggunakan sumber pendanaan dengan dana pihak ketiga (DPK). Ketimbang menggunakan fasilitas jangka panjang dari Sarana Multigriya,” tuturnya.
Untuk memperbanyak pembiayaan terhadap bank, Direktur Risk Management and Compliance Sarana Multigriya Trisnadi Yulrisman mengatakan akan mengirimkan sejumlah bank dengan profil bisnis dan gambaran mekanisme sekuritisasi dan penyaluran pinjaman. Selain itu juga melalui pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan Sarana Multigriya kepada perbankan.
“Saat ini Bank Pembangunan Daerah (BPD) mulai memperbesar kredit konsumsi untuk KPR. Kami berikan pelatihan SDM Bank BPD yang kedepan dapat melakukan agreement refinancing,” ujarnya.
Tahun ini perseroan menargetkan penyaluran pinjaman tumbuh 16 persen menjadi Rp 3,5 triliun dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 3,25 triliun. Sementara untuk pertumbuhan aset ditargetkan 26% menjadi Rp 7,7 triliun dari posisi aset 2012 senilai Rp 6,1 triliun. Sedangkan target pertumbuhan laba sebesar 8% menjadi Rp 138 miliar dari target tahun lalu sebesar Rp 127 miliar.
Terkait target pertumbuhan yang terbilang konservatif, menurut Raharjo, perseroan mempertimbangkan kondisi pasar yang fluktuatif serta tantangan perbankan nasional yang masih menggunakan pendanaan dari DPK untuk pembiayaan KPR.
Senada dengan Raharjo, Trisnadi juga mengungkapkan fokus pembiayaan tiap bank berbeda. Ada bank yang fokus ke pembiayaan konsumer dan lainnya, sehingga tidak tertarik untuk melakukan pinjaman kepada perseroan.
Sumber : Tempo