SMF Bidik Lebih Banyak Multifinance

Press Release / 17 Dec 2010

INVESTOR DAILY JAKARTA– PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) membidik lebih banyak mitra dari perusahaan multifinance tahun depan. Hingga kini, dari total 192 perusahaan multifi-nanceyang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), baru 18 yang menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR). Sedangkan dari 18 multifinancita, baru empat yang bekerja sama dengan SMF.

“Di Indonesia, penetrasi kredit pemilikan rumah (KPR) baru sekitar 2% dan 90% merupakan penyaluran dari perbankan. Sedangkan di India sudah 7%, Malaysia 29%, dan Thailand 17%. Sebab itu, lembaga nonbank bisa ikut terjun ke bisnis KPR,” kata Direktur Utama SMF Erica Soeroto pada seminar Peran Multifinance dalam Pembiayaan KPR di Jakarta, Kamis (16/12).

Dari sisi penyaluran KPR yang masih didominasi oleh perbankan, kata dia, hanya satu bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Sedangkan bank lainnya, baik bank konvensional maupun syariah, membiayai KPR hanya sebagai salah satu segmen yang tidak menjadi bisnis utama.

“Sebab itu, manfaatnya banyak untuk multifinance masuk ke pembiayaan KPR. Multifinance Mak dikenai giro wajib minimum (GWM) karena tidak menghimpun dana pihak ketiga (DPK). Selain itu, multifinance telah memiliki costumer based dan kapabilitas yang baik untuk melakukan correction,” jelas Erica.

Menurut data yang dihimpun Biro Pembiayaan dan Penjaminan Bapepam-LK hingga semester 1-2010,baru tiga multifinanceang terdaftar menyalurkan KPR secara resmi dari total 18 yang memiliki portofolio tersebut Total outstandwgKPR-nya tercatat sebesar Rp 106,5 miliar dari total pembiayaan konsumen sebesar Rp 123 triliun hingga semester 1-2010.

Ketiga perusahaan tersebut, yaitu PT Finansia Multi Finance, PT Bhakti Finance, dan PT Ciptadana Multifinance yang juga telah menjadi mitra SMF. Sedangkan satu perusahaan lainnya adalah PT First Indo American Leasing (FIAL) baru menandatangani kontrak dengan SMF.

Kepala Bagian Pembiayaan Khusus Biro Pembiayaan dan Penjaminan Bapepam-LK Tattys Miranti Hediana mengatakan, berdasarkan regulasi, yaitu Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 Tahun 2006 Pasal 6, pembiayaan perumahan masuk dalam pembiayaan konsumen.

“Sedangkan skema pendanaannya bisa berupa Joint financing, channelling, dan pinjaman sekurang-kurangnya Rp 1 miliar selama satu tahun dengan maksimal 10 kali gearing ratio,” ujar Tattys. Regulator mendorong pelaku multifinance untuk terjun ke pembiayaan KPR, namun perlu persiapan manajemen khusus agar aset tetap berkualitas dan tidak menjadi subprime mortgage.

Menurut Sekretaris Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Efrinal Sinaga, industri multifinance tidak memiliki masalah manajemen risiko untuk KPR karena jaminannya berupa rumah yang tidak bisa dihilangkan. Apalagi, nilai agunanbisa meningkat berkali-kali lipat dalam waktu dua tahun, berbeda dengan kendaraan bermotor.

Alternatif Pendanaan

Kepala Bagian Business [/nitSMF Sid Herdikusuma menjelaskan, SMF menawarkan pendanaan untuk jangka waktu tertentu, hingga akhirnya multifinance bisa melakukan sekuritisasi aset KPR di pasar modal seperti yang dilakukan oleh BTN. Sebagai contoh, perusahaan menawarkan term purchase program, yaitu KPR yang dibiaya multifinance dapat dibeli oleh SMF.

“Bentuknya berupa pendanaan fixed 3-5 tahun dengan tingkat bunga 200-250 basis poin (bps) di atas obligasi pemerintah.-Pada saat jatuh tempo, multifinance bisa membeli kembali KPR tersebut atau memperpanjang kontrak. Sedangkan kami sendiri mendapatkan pendanaan dari obligasi,” jelas Sid.

Erica optimistis, multifinance memiliki potensi untuk menggarap kue KPR yang masih sangat besar, terutama untuk segmen low-nvddle income dengan plafon Rp 20-50 juta yang hingga kini masih dihindari perbankan. Dengan semakin banyak pemain yang tenun ke bisnis KPR, dia menilai, nantinya bisa terjadi efisiensi dan kompetisi, sehingga suku bunga KPR bisa terkerek turun.

Tahun depan, total sekuritisasi dan pinjaman yang akan di salurkan SMF sebesar Rp 1,2 triliun. Pada akhir 2010, Erica memperkirakan, penyaluran pembiayaan mencapai Rp 3,6 triliun. Sedangkan total aset perusahaan hingga kuartal ID-2010 mencapai Rp 2.6 tri liun. Ekuitas (mad al sendi ri) mencapai Rp 1,4 triliun dan modal setor Rp 1 triliun, (gre)