SMF Dorong Multifinance Masuk FLPP

Press Release / 09 Feb 2011

PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mendorong lembaga pembiayaan nonbank seperti multifinance untuk mendukung Fasilitas Likuiditas Pembiyaan Perumahan (FLPP) agar pasar kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia semakin kompetitif.

“Akan kami dorong agar multifinance masuk juga di FLPP, sehingga mereka juga bisa memberikan KPR dengan bunga kredit fixed selama lima tahun,” kata Direktur Utama PT SMF (Persero) Erica Soeroto dalam diskusi Sosialisasi Peran dan Fungsi SMFdalam BTN Expo di Jakarta, Selasa (8/2).

Menurut Erica, selama ini multifinance umumnya masih bermain di sektor pembiayaan sepeda motor. “Padahal, sebenarnya mereka bisa juga main di KPR dengan bunga bersaing,” kata dia.
Untuk itu, lanjut dia, tahun ini pihaknya mulai menjajaki pembiayaan dari SMF kepada sejumlah multifinance di Tanah Air agar mau terjun di pasar KPR. Mereka itu di antaranya PT Finansia Multi Finance, PT Ciptadana Multifinance dan PT MNC Multifinance. “Bujet kredit kepada mereka telah bergulir sebesar Rp 500 miliar,” kata dia.

Erica menyatakan, peluang multiSnance masuk ke FLPP juga didukung oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). “Besok, kami diundang Kemenpera dan mereka (multiSnance) juga diundang untuk membicarakan hal ini,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Direktur PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk Evi Firmansyah menyambut baik rencana SMFyang akan mendorong multiSnance masuk di FLPP. “Makin banyak pemain, makin bagus, sehingga pricing (bunga pasar) KPR akan lebih kompetitif lagi,” kata dia.

Namun, kata dia, yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan multifinance untuk menyeleksi calon nasabah. “Apakah multiSnance’yiga mempunyai akses ke BI (Bank Indonesia) untuk menyeleksi calon nasabah agar tidak berpotensi kredit macet. Saya kira belum,” kata dia.

Selain itu, tambah dia, berapa margin bunga KPR multiSnance yang akan dilepas, sementara sebagian besar pendanaan mereka diperoleh dari perbankan. “Bagaimana mungkin dia bisa bersaing dengan bank,” kata dia.

Ditanya tentang peran SMF terhadap BTN, Evi mengaku, nota kesepahaman kerja sama antara PT SMF dengan PT BTN dimulai sejak 2005. “Total outstanding \nwm di SMF hingga saat ini sudah Rp 1,4 triliun, tahun lalu Rp 500 miliar. Jadi, perannya memang sangat strategis dalam rangka sekuritisasi pembiayaan kami kepada pihak ketiga,” kata dia.

Rating Negara

Sementara itu, disinggung tentang peluang suku bunga KPR Indonesia makin turun, Evi menegaskan, sebenarnya faktor utama pendukungnya adalah ratingnegara Indonesia yang ditunjang oleh posisi investment grade (posisi tingkat investasi).

“Jika dalam lima tahun ke depan, tren investment grade Indonesia terus naik, rating negara yang dibuktikan dengan penilaian lembaga pemeringkat makin baik. Hal itu akan berdampak pada suku bunga,” kata dia.

Ia memperkirakan, jika ekonomi makro bisa terus dipertahankan positif, investment grade akan terus meroket dan akhirnya rating negara juga akan tinggi. “Saat ini, rating obligasi negara masih B plus, tinggal satu step lagi menjadi single A,” kata dia.

Jika sudah tercapai single A dalam lima tahun mendatang, bisa jadi BI rate 5%. “Jika ini tercapai, suku bunga kredit, termasuk KPR bisa lebih rendah lagi,” kata dia.

Saat ini, tingkat suku bunga kredit properti yang terprogram rata-rata sebesar 8,5-9,5%. Sementara bunga untuk kredit komersial bervariasi dalam kisaran 9-13%. (ns)