Press Release / 25 Nov 2012
Pasar KPR sendiri 90 persennya dikuasai oleh 9 bank PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan menggandeng satu bank lagi dalam proses sekuritisasi, sehingga totalnya menjadi dua bank ditahun depan. Sebelumnya, perseroan telah menjalin kerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
“Kita akan tambah satu bank lagi, namun saya belum bisa sebutkan namanya, yang jelas dia adalah bank besar, dan termasuk kedalam 4 bank yang memiliki volume penyaluran KPR terbesar di Indonesia,” ungkap Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto, dalam Media Gathering SMF, di Bogor, kemarin.
Hal itu sejalan dengan kriteria sekuritisasi yang umumnya bernilai besar, yakni berkisar antara Rp500 miliar sampai Rp1 triliun.
“Pasar KPR sendiri 90 persennya dikuasai oleh 9 bank, sementara sisanya diambil oleh bank-bank kecil, dan dibawah 1 persen oleh perusahaan pembiayaan (multifinance),” jelas Raharjo.
Sehingga belum banyak yang tertarik melakukan sekuritisasi, terlebih mayoritas bank di Indonesia masih menggunakan dana murah (dana yang berasal dari pihak ketiga), yang umumnya berjangka pendek sebagai sumber pendanaan kredit penyaluran rumah (KPR).
Meski begitu, pihaknya optimis kedepan akan lebih banyak perbankan yang melakukan sekuritisasi (memanfaatkan dana jangka panjang), yang dapat meminimalisir terjadinya maturity mismatch (kesenjangan pembiayaan).
“Karena KPR itu memiliki jangka waktu yang panjang. Kalau mereka (perbankan) menggunakan sumber pendanaan jangka pendek, tentu akan berpotensi terjadi maturity mismatch, dimana jika terjadi penarikan dana (oleh pihak ketiga) berpotensi menimbulkan krisis,” ujar Raharjo.
Disisi lain, SMF juga akan menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) yang kelima dengan BTN senilai Rp1 triliun.