Press Release / 16 Oct 2017
Jakarta 16 Oktober 2017 – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap II Tahun 2017, senilai Rp1 triliun dengan rating idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari upaya SMF dalam menghimpun dana dengan target Rp12 triliun.
Obligasi tersebut terdiri dari dua seri, yaitu Seri A dengan nilai sebesar Rp 327 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 6,25%, dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Sedangkan untuk Seri B jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp673 miliar, tingkat bunga 7,25%, dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan bahwa minat investor untuk berivestasi pada surat utang SMF cukup tinggi, hal tersebut terlihat dengan adanya kelebihan permintaan (oversubscribe).
“Final book building kami untuk obligasi PUB IV tahap II tahun 2017 melebihi target yaitu mencapai Rp3,882 triliun namun yang bisa kami serap sebesar Rp1 triliun, sesuai target,” kata Ananta Wiyogo dalam Seremonial Pencatatan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IV SMF Tahap II Tahun 2017, di Gedung Bursa Efek Indonesia, pada Senin (16/10).
Obligasi tersebut telah memenuhi kriteria instrumen bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.36/POJK.05/2016, Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.05/2016, Tentang Investasi Surat Berharga Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.
Dana yang diperoleh dari obligasi ini, akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada Penyalur KPR. Terkait hal tersebut, Ananta mengatakan bahwa penerbitan obligasi ini merupakan bentuk komitmen dari SMF sebagai penyedia likuiditas jangka menengah panjang bagi penyalur KPR. Hal ini menurutnya merupakan bentuk dukungan SMF untuk ketersediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. “Penerbitan obligasi SMF ini bertujuan untuk mendukung Program Satu Juta Rumah, melalui penyaluran pinjaman (refinancing atas KPR),” ucap Ananta.
Ananta menambahkan terkait penerbitan obligasi berikutnya direncanakan akan diterbitkan pada kuartal 1 tahun 2018 dengan nominal penerbitan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas SMF.
SMF sebagai BUMN yang didirikan pada tahun 2005 di bawah Kementerian Keuangan mengemban tugas membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan. SMF memilki kontribusi penting dalam menyediakan dana menengah panjang bagi pembiayaan perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan. Dengan demikian, diharapkan malalui penyaluran KPR dapat meningkatkan volume penerbitan KPR, terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan, sejak awal berdirinya, SMF telah mengalirkan dana dari pasar modal ke Penyalur KPR sampai dengan 30 September 2017 kumulatif mencapai Rp32,64 triliun, terdiri dari sekuritisasi sebesar Rp8,155 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp24,488 triliun, dimana dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 672.109 debitur dari Aceh sampai Papua.
Hingga saat ini SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 29 kali dengan total Rp19.2 triliun.
Di tahun 2017 ini SMF tengah fokus memperluas kerjasama dengan penyalur KPR baik bank umum, bank syariah, bank daerah, maupun perusahaan pembiayaan di seluruh Indonesia. Untuk pembiayaan KPR, hingga saat ini SMF telah bekerjasama 1 Bank Umum, 6 Bank Syariah, 11 BPD dan 3 Multifinance. Sedangkan untuk penerbitan sekuritisasi SMF telah menjalin kerjasama dengan 2 Bank Umum.